7 AKHLAK POSITIF PEKERJA ISLAM

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ 
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْم 

الحمد لله رب العالمين والصلاة والسلام على أشرف الأنبياء والمرسلين و على آله وصحبه اجمعين. أما بعد:

TAZKIRAH HARI INI UNTUK RENUNGAN BERSAMA.   
(Shah Alam, Jumaat 1 Mei 2015).
 
7 AKHLAK POSITIF PEKERJA ISLAM .

pada hari ini,  jumaat 1 Mei 2015, kita cuti umum untuk menyambut hari pekerja. Yang diadakan pada tiap-tiap tahun. Sebagai suatu tanda penghormatan kepada para pekerja. USM ingin menyentuh sedikit tentang akhlak positif sebagai pekerja  islam. 

Islam memandang bahwasanya bekerja merupakan satu kewajiban setiap insan. Karena dengan bekerja, seseorang akan memperoleh penghasilan yang dapat memenuhi keperluan hidup dirinya dan juga keluarganya serta dapat memberikan maslahah bagi masyarakat di sekitarnya. 

Oleh karena itu Islam mengkategorikan bekerja itu sebagai ibadah, yang diperintahkan oleh Allah SWT. Bukan hanya sekadar mencari rezeki dapat gaji. Tetapi nilai ibadah dalam pandangan Allah SWT tersebut dapat kita raih apabila di lakukan dengan cara yang betul mengikut syariat Islam. 

Allah SWT berfirman salam Surah At-Taubah, ayat 105:

وَقُلِ اعْمَلُوا فَسَيَرَى اللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُونَ وَسَتُرَدُّونَ إِلَىٰ عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ
Ertinya:
"Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan". (QS. at-Taubah : 105).

Dalam mewujudkan nilai-nilai ibadah dalam bekerja yang dilakukan oleh setiap individu Muslim,  diperlukan adab dan etika, sehingga nilai-nilai luhur tersebut tidak hilang  sia-sia begitu sahaja. 

Diantara adab dan etika para pekerja dalam Islam adalah :

1. Bekerja Dengan Niat Yang Ikhlas Karena Allah SWT.

Hal ini merupakan landasan terpenting bagi seorang pekerja. Artinya ketika bekerja, niat utama dalam bekerja adalah semata-mata  karena Allah SWT. 

Bahawa hanya dengan bekerja ia dapat menunaikan kewajiban-kewajiban dalam Islam yang lainnya, seperti membayar zakat, infak dan shadaqah. Sehingga ia selalu memulai aktivitas pekerjaannya dengan dzikir kepada Allah SWT.

2. Bersungguh-sungguh (profesional) Serta Istiqamah Dalam Bekerja.

Keikhlasan dalam bekerja adalah kesungguhan dan  itqon (baca ; profesional) dalam pekerjaan tersebut. Ia sedar bahawa kehadiran tepat pada waktunya, menyelesaikan apa yang sudah menjadi kewajibannya,  serta tidak menunda-nunda pekerjaan, tidak mengabaikan pekerjaan, adalah bahagian yang tidak terpisahkan dari inti bekerja itu sendiri yang merupakan ibadah kepada Allah SWT. 

Dalam sebuah hadits, riwayat Aisyah RA, bahawa Rasulullah SAW bersabda: 

إن الله يحب أحدكم إذا عمل عملاً أن يتقنه.

Ertinya:
"Sesungguhnya Allah SWT mencintai seorang hamba yang apabila ia bekerja, dia itqan (profesional) dalam pekerjaannya." (HR. Thabrani).

3. Bersikap Jujur Dan Amanah Dalam Pekerjaan.

Etika lain bekerja dalam Islam adalah kejujuran dan amanah. Karena pada hakikatnya pekerjaan yang dilakukannya tersebut merupakan amanah dari Allah SWT yang akan dimintai pertanggung jawaban atas pekerjaan yang dilakukannya. 

Bukti adanya kejujuran dan amanah dalam bekerja diantaranya adalah dengan tidak mengambil sesuatu yang bukan menjadi haknya, tidak curang, obyektif dalam menilai, dan sebagainya. 

Rasulullah SAW bersabda:

 التَّاجِرُ الصَّدُوقُ الأَمِينُ مَعَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ 

Ertinya
"Peniaga yang jujur lagi dipercaya (anamah) akan bersama para nabi, shiddiqin dan syuhada'. (HR. At-Tirmidzi).

4. Menjaga Etika Dan Akhlak Sebagai Seorang Pekerja Muslim.

Bekerja juga harus memperhatikan adab dan etika sebagai seroang muslim, seperti etika dalam berbicara, cara menegur, berpakaian, bergaul, makan, minum, berhadapan dengan customer, dan lain sebagainya. 

Bahkan akhlak atau etika ini merupakan ciri khusus kesempurnaan iman seorang mu'min dalam pekerjaan tersebut. 

Dalam sebuah hadits Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda: 

أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا.

Ertinya:
"Orang mu'min yang paling sempurna imannya adalah mereka yang paling baik akhlaknya." (HR. Turmudzi). 

5. Pekerja Yang Baik, Tidak Melanggar Prinsip-prinsip Syariat Islam.

Aspek lain dalam etika bekerja dalam Islam adalah tidak boleh melanggar prinsip-prinsip syariah dalam pekerjaan yang dilakukannya. 

Tidak melanggar prinsip syariah ini dapat dibagi menjadi beberapa hal, 

-Pertama dari sisi dzat atau substansi dari pekerjaannya, seperti memporduksi barang yang haram, menyebar luaskan kefasadan, riba, rasuah dan sebagainya. 

-Kedua dari sisi penunjang yang tidak terkait langsung dengan pekerjaan, seperti tidak menutup aurat, ikhtilat antara laki-laki dengan perempuan, membuat fitnah dalam persaingan dan sebagainya. 

Pelanggaran-pelanggaran terhadap prinsip syariah, selain mengakibatkan dosa dan menjadi tidak berkatnya harta, juga dapat menghilangkan pahala amal shaleh kita dalam bekerja. 

Allah SWT berfirman dalam Surah Muhammad, ayat 33:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَلَا تُبْطِلُوا أَعْمَالَكُمْ

Ertinya:
"Hai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah dan taatlal kepada Rasul-Nya dan janganlah kalian membatalkan amal perbuatan/ pekerjaan kalian.." (QS. Muhammad : 33).

6. Menghindar Dari Perkara Syubhat Dalam Bekerja. 

Dalam bekerja terkadang seseorang dihadapkan dengan adanya syubhat atau sesuatu yang meragukan dan samar antara kehalalan dengan keharamannya. 

Seperti unsur-unsur pemberian dari pihak luar, yang terdapat indikasi adanya satu kepentingan terntentu. Atau seperti bekerja sama dengan pihak-pihak yang secara umum diketahui kedzliman atau pelanggarannya terhadap syariah. 

Dalam sebuah hadis Nu'man bin Basyir,  bahawasanya Rasulullah SAW bersabda:

عَنْ أَبِي عَبْدِ اللهِ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيْرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ : إِنَّ الْحَلاَلَ بَيِّنٌ وَإِنَّ الْحَرَامَ بَيِّنٌ وَبَيْنَهُمَا أُمُوْرٌ مُشْتَبِهَاتٌ 

Ertinya:
"Halal itu jelas dan haram itu jelas, dan diantara keduanya ada perkara-perkara yang syubhat. Maka barang siapa yang terjerumus dalam perkara yang syubhat, maka ia terjerumus pada yang diharamkan..." (HR. Muslim)

7. Para Pekerja Wajib Menjaga ukhuwah Islamiyah.

Aspek lain yang juga sangat penting diperhatikan oleh para pekerja adalah Menjaga ukhuwah islamiyah antara sesama muslim. 

Jangan sampai dalam bekerja atau berusaha, melahirkan perpecahan dan perbalahan di tengah-tengah persaudaraan antar sesama muslim. 

Islam melarang bekerja dengan merosakkan ukhuwah Islamiyah di kalangan kaum muslimin dalam dunia pekerjaan. Satu diantaranya dengan melarang menjual barang yang sudah di jual kepada saudaranya. 

Rasulullah SAW bersabda dalam hadits Abdullah bin Umar:

عَنْ ابْنِ عُمَرَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يَبِعْ الرَّجُلُ عَلَى بَيْعِ أَخِيهِ

Beliau mengemukakan, "Dan janganlah kalian menjual barang yang sudah dijual kepada saudara kalian" (HR. Muslim). 

Ya Allah jadikanlah kami hamba-Mu yang sholeh serta jadikan pekerjaan kami adalah pekerjaan yang bekat untuk menyara hidup kami dan keluarga kami dengan rizqi yang kami perolehi dari kerja yang kami lakukan untuk beribadah kepada-Mu. Aamiinn Yaa Robbal 'Aalamiin !!!!!

Wallahu A'lam. 
Doakan istiqamah serta Sehat wal Afiat. 
Wassalam USM. (Ustaz Sihabuddin Muhaemin).

Catatan:
ILMU ITU MILIK ALLAH SWT UNTUK DISEBARKAN. 
Sila KONGSIKAN Dengan Sesama SAUDARA  KITA. 
Mudah-Mudahan bermanfaat Untuk Semua.
Di Dunia Dan Di Akhirat Nanti. Insya-Allah. Aamiinn !!!!!

Kritik Dan Saran Yang Membina Sangat Dialu-alukan. 
Sila tlp/sms kami, USM (012-6653988). 
Atau layari laman facebook:
http://www.facebook.com:
USM - Sihabuddin Muhaemin.

TERIMA KASIH.  
(Shah Alam, Jumaat 12  Rejab 1436 H).