3 PERBEZAAN ANTARA CITA-CITA DAN ANGAN-ANGAN.

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ 
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْم 

الحمد لله رب العالمين والصلاة والسلام على أشرف الأنبياء والمرسلين و على آله وصحبه اجمعين. أما بعد:

TAZKIRAH HARI INI UNTUK RENUNGAN BERSAMA.   
(Shah Alam, Khamis 9 April 2015).
 
3 PERBEZAAN ANTARA CITA-CITA DAN ANGAN-ANGAN. 

Kadang-kadang Masih ada sedikit kesamaran, yang membezakan antara bercita-cita dengan panjang angan-angan. Sekilas pandang memang nampak serupa antara keduanya, sama-sama berharap dapat meraih suatu kesuksesan dan kemuliaan.

Allah SWT dan Rasul-Nya memuji orang yang optimis dalam bercita-cita, menyukai cita-cita yang tinggi, juga   menjulang tinggi dalam bercita-cita. Seperti tersirat dalam doa untuk menjadi imam bagi orang-orang yang bertakwa, memohon jannah Firdaus yang merupakan jannah yang paling tinggi dan paling tengah, juga bertekad dengan telus agar sampai ke derajat orang yang syahid.

Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ سَأَلَ اللَّهَ الشَّهَادَةَ بِصِدْقٍ بَلَّغَهُ اللَّهُ مَنَازِلَ الشُّهَدَاءِ وَإِنْ مَاتَ عَلَى فِرَاشِهِ

Ertinya:
“Barangsiapa yang memohon syahid kepada Allah SWT dengan tulus, maka Allah SWT akan menyampaikan dirinya ke derajat syuhada’ meskipun dia mati di atas katilnya.” (HR. Muslim).

Berbeza dengan panjang angan-angan yang dipandang dalam syariat  islam sebagai perbuatan yang tercela. Layaknya penyakit yang perlu di ubati atau kelemahan yang akan mendatangkan kerugian dan kebinasaan. Firman Allah SWT dalam Surah Al-Hijr, ayat 3:

ذَرْهُمْ يَأْكُلُوا وَيَتَمَتَّعُوا وَيُلْهِهِمُ الْأَمَلُ فَسَوْفَ يَعْلَمُونَ

Ertinya:
“Biarkanlah mereka (di dunia ini) makan dan bersenang-senang dan dilalaikan oleh angan-angan (kosong), Maka kelak mereka akan mengetahui (akibat perbuatan mereka). (QS al-Hijr 3)

Muhammad bin Waasi’ rahimahullah, tokoh tabi’in berkata, “Ada empat pertanda kesengsaraan manusia dalam hidup;

1. Panjang angan-angan
2. Keras hati.
3. Sempit pandangan (jumud). 
4. Bakhil dengan harta kekayaan.

Maka jelas, kedudukan antara cita-cita dan angan-angan,  keduanya saling bertentangan,  yang satu mulia dan yang satu hina. 

Pada TAZKIRAH hari ini USM ingin menjelaskan sedikit tentang tiga faktor utama yang membezakan antara bercita-cita dan berangan-angan?

1. Perbezaan Pada Motivasinya. 

Dari sisi sebab kemunculannya sudah berbeza. Angan-angan itu muncul karena dorongan hawa nafsu, seperti yang disebutkan oleh Imam as-Suyuuthi dalam kitab Jami’ al-Hadits bahawa: 

طول العمل هو رجاء ما تحبه عن النفس.        

Ertinya:
"Angan-angan adalah harapan (yang timbul) karena keinginan hawa nafsu". 

Contohnya: seseorang yang Ingin menjadi kaya agar bisa menikmati setiap yang diinginkannya, ingin menjadi boss yang memiliki banyak anak buah dan dihormat di mata manusia, atau keinginan lain yang ujungnya adalah ingin mendapatkan kepuasan nafsu.

Sedangkan cita-cita. Ia muncul dari pemikiran yang matang juga renungan yang mendalam tentang posisi atau target apa yang dapat di capai untuk mendatangkan maslahat untuk dirinya dan juga orang lain.  

Hal ini sesuai dengan pesanan Rasulullah SAW:,

احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلاَ تَعْجِز

Ertinya:
“Bersungguh-sungguhlah mengupayakan apa-apa yang bermanfaat untukmu, memohonlah pertolongan kepada Allah SWT dan janganlah kamu merasa lemah (pesimis).” 
(HR. Muslim).

2. Perbezaan Pada Efeknya.

Orang yang bercita-cita cenderung membulatkan tekadnya, mengatur langkahnya, mengerahkan segala potensinya dan serius untuk menggapai tujuannya.

Sedangkan orang yang panjang angan-angan pelakunya hanya relax dan hanya banyak berharap tanpa usaha yang maksimum serta banyak melakukan taswif (menunda).

Dengan kata lain, jika ada seseorang memiliki target masa depan yang tinggi, tapi hanya bersantai-santai sahaja, maka yang dia kehendaki sebenarnya hanya angan-angan nya, dan  bukan cita-citanya. 

Andai seseorang itu memiliki cita-cita, tentu akan menggunakan segala peluang dan potensinya untuk sesuatu yang bermanfaat demi menghantarkan cita-citanya. Dan untuk tujuan inilah Islam menggalakkan umatnya untuk bercita-cita yang mulia.

Rasulullah SAW membezakan cita-cita mulia orang yang cerdik dengan kelemahan orang yang hanya berangan-angan dalam sabdanya:

الْكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ وَالْعَاجِزُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا وَتَمَنَّى عَلَى اللَّه

Ertinya:
“Orang yang cerdas adalah orang yang selalu mengoreksi dirinya dan beramal untuk kehidupan setelah matinya, sedangkan orang yang lemah adalah orang yang mengikuti hawa nafsunya, lalu berangan-angan kepada Allah SWT.” (HR. Tirmidzi).

Orang yang lemah akan berangan-angan, bahwa dengan bersenang-senang, mengikuti hawa nafsu, serta tanpa kesungguhan amal, mereka menyangka bahawa akan mendapatkan kemuliaan disisi Allah SWT. 

3. Cita-cita Itu Hanya Milik Orang Beriman Sahaja Sedangkan Angan-angan Itu Milik Orang Kafir.

Satu perkara lagi  yang membezakan antara cita-cita dan panjang angan-angan. Sesungguhnya, cita-cita hanyalah milik orang yang beriman saja. 

Setinggi apapun target yang hendak diraih oleh orang kafir, meski akhirnya mereka berhasil menggapainya, sebenarnya dari sejak semula, keinginan mereka hanyalah angan-angan semata. 

Karena obsesi terbesar mereka adalah dunia, puncak ilmu mereka adalah dunia dan mereka menyangka disitulah letak kebahagiaan dan kemuliaan, padahal itu hanyalah fatamorgana. Maka, sebenarnya mereka hanya memiliki angan-angan, bukan cita-cita.

Ketika di akhirat nanti mereka sedar akan kekeliruannya dalam berangan-angan. Sedar telah  mengambil jalan yang salah. Namun sayang, kesadaran itu muncul saat tak ada waktu lagi untuk memperbaiki angan-angan kosong tersebut. Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Hijr, ayat 3:

ذَرْهُمْ يَأْكُلُوا وَيَتَمَتَّعُوا وَيُلْهِهِمُ الْأَمَلُ فَسَوْفَ يَعْلَمُونَ

Ertinya:
“Orang-orang yang kafir itu seringkali (nanti di akhirat) menginginkan, kiranya mereka dahulu (di dunia) menjadi orang-orang muslim.” (QS al-Hijr 2)

Ya Allah, sampaikanlah kami kepada cita-cita kami yang mulia dalqm hidup kami di dunia, dan wafatkanlah kami  dengan baik  bersama dengan orang-orang yang telah Engkau karuniakan nikmat kepada mereka, dari para Nabi, Shiddiqiin, Syuhada’ dan Shalihin. Aamielin. Aamiinn Yaa Robbal 'Aalamiin !!!!!

Wallahu A'lam. 
Doakan istiqamah serta Sehat wal Afiat. 
Wassalam USM. (Ustaz Sihabuddin Muhaemin).

Catatan:
ILMU ITU MILIK ALLAH SWT UNTUK DISEBARKAN. 
Sila KONGSIKAN Dengan Sesama SAUDARA  KITA. 
Mudah-Mudahan bermanfaat Untuk Semua.
Di Dunia Dan Di Akhirat Nanti. Insya-Allah. Aamiinn !!!!!

Kritik Dan Saran Yang Membina Sangat Dialu-alukan. 
Sila tlp/sms kami, USM (012-6653988). 
Atau layari laman facebook:
http://www.facebook.com:
USM - Sihabuddin Muhaemin.

TERIMA KASIH.  
(Shah Alam, Khamis 19 Jamadil Akhir 1436 H).