BERHATI-HATILAH DARI GHIBAH !

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

*عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ :*

*« أَتَدْرُونَ مَا الْغِيبَةُ ». قَالُوا اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ.* 

*قَالَ « ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ ».* 

*قِيلَ أَفَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ فِى أَخِى مَا أَقُول*ُ 

*قَالَ « إِنْ كَانَ فِيهِ مَا تَقُولُ فَقَدِ اغْتَبْتَهُ وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فِيهِ فَقَدْ بَهَتَّهُ »*

Dari *Abu Hurairah* rsdhiyallahu ‘anhu, Rasululloah shaklallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : 

"Tahukah kamu, apakah ghibah itu ?” Mereka menjawab : “Allah dan RasulNya yang lebih tahu.”

Beliau menjelaskan : “(Ghibah itu adalah) *kamu menyebutkan/menceritakan keburukan saudaramu, dgn apa yang ia tidak suka (jika keburukan itu didengarkan oleh orang lain)*.”

Kemudian Beliau ditanya : “Bagaimana jika apa yang disebutkan/diceritakan itu sesuai dan benar seperti yg dikatakan?”

Jawab Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam : *Jika sesuai kenyataan, bermakna engkau telah mengghibahnya. Jika tidak sesuai, berarti engkau telah memfitnahnya (yakni membuat kebohongan).*

(HR. *Imam Muslim* no. 2589).

*KETERANGAN :*

1. *Imam An-Nawawi* rohimahuloh menjelaskan : 

"Ghibah itu adalah menyebutkan keburukan orang lain, di kala ia tidak ada, tatkala cerita itu disampaikan."

( *Syarh Shahih Muslim*, 16/129).

2. *Imam An-Nawawi* rohimahulloh juga menjelaskan : 

“Ghibah adalah sesuatu yang amat buruk, namun disebar di khalayak ramai. Yang boleh selamat dari tergelincirnya lisan dan tulisan seperti ini hanyalah sedikit.

Ghibah memang memperkatakan sesuatu yang ada pada orang lain, namun yang diceritakan adalah sesuatu yang ia tidak suka untuk diperdengarkan pada orang lain.

Sesuatu yang diceritakan itu *boleh jadi pada badan, agama, dunia, diri, akhlak, bentuk fisikal, harta, anak, orang tua, istri, pembantu, pakaian, cara jalan, gerak-gerik, wajah berseri, kebodohan, wajah rupanya, kefasihan lidah, atau segala hal yang berkaitan dengannya*.

Cara ghibah boleh jadi *melalui lisan, tulisan, isyarat, atau bermain isyarat dengan mata, tangan, kepala atau seumpama itu.*”

[ *Al Adzkar*, hal. 597).

3. Apa yg pasti, dalam hadits yg mulia tersebut di atas, Rasulullah shallallahu alaihi was sallam menjelaskan dan menegaskan : bahwa Ghibah itu adalah *seseorang menyebut-nyebut atau menceritakan tentang saudaranya (sesama Muslim) dgn apa yg dia tdk sukai, ketika dia tidak ada dihadapannya* 

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam juga menjelaskan, bila seseorang menceritakan mengenai saudaranya, dgn sesuatu yg tdk sesuai dgn kenyataan yg ada pada saudaranya tsb, berarti dia telah berbuat *Buhtan* (kedustaan/kebohongan).

Dalam sebuah hadits yg shahih, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda :

"Dan barangsiapa berkataa mengenai (keadaan) seorang Mukmin dgn apa yg tidak ada padanya (tidak sesuai kenyataannya), maka Allah akan menempatkannya di *Rodghotul Khobal* (perasan/pekuh penduduk ahli neraka), sampai dia meninggalkan perkataannya tersebut."

[ HR *Abu Dawud* no. 3597, dari hadits Ibnu Umar radhiyallahu anhu degan sanad-sanad yg shahih].

4. Hal itu menunjukkan, bahwa perbuatan Ghibah ini termasuk *dosa yg sangat besar*, kerana pembuat dan penyebarnya diancam  masuk neraka. 

Maka tidak sepatutnya seseorang bermudah-mudah dlm melakukan ghibah spt ini, melalui berbagai cara dgn berbagai media, spt yg banyak terjadi seperti sekarang ini. 

Begitu banyak kita dapati ghibah melalui berbagai media sosial, seperti : telegram, instagram, whatsapp, facebook,  twitter, internet, televisiin, majalah, surat kabar dan sebagainya.

*Mereka mengembar gemburkan ghibah dan kedustaan melalui media2 tadi, tanpa rasa malu dan tanpa rasa takut kepada Allah Ta'ala.*

Semoga Allah jauhkan ki