السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه.
ُ
بِسۡـــــــــمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡـمَـٰنِ ٱلرَّحِـــــــيمِ
الحمد لله رب العالمين والصلاة والسلام على أشرف الأنبياء والمرسلين و على آله وصحبه اجمعين. أما بعد:
TAZKIRAH HARI INI UNTUK RENUNGAN BERSAMA.
(Shah Alam, Khamis 15 Oktober 2015).
4 KONSEP HIJRAH DALAM KEHIDUPAN SEORANG MUSLIM
Kata hijrah berasal dari Bahasa Arab, yang berarti meninggalkan, menjauhkan diri dan berpindah tempat.
Dalam konteks sejarah hijrah, hijrah adalah kegiatan perpindahan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad saw bersama para sahabat beliau dari Mekah ke Madinah, dengan tujuan mempertahankan dan menegakkan risalah Allah, berupa akidah dan syari’at Islam.
Dengan merujuk kepada hijrah yang dilakukan Rasulullah SAW tersebut sebagaian ulama ada yang mengertikan bahwa hijrah adalah keluar dari “darul kufur” menuju “darul Islam”. Keluar dari kekufuran menuju keimanan.
Perintah berhijrah terdapat dalam beberpa ayat Al-Qur’an, antara lain:
1. Firman Allah SWT dalam Surah Al-Baqarah, ayat 218:
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أُولَٰئِكَ يَرْجُونَ رَحْمَتَ اللَّهِ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
Ertinya;
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berhijrah di jalan Allah, mereka itu mengharpakn rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS. Al-Baqarah:218).
2. Firman Allah SWT dalam Surah Al-Anfal, ayat 74:
وَالَّذِينَ آمَنُوا وَهَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَالَّذِينَ آوَوا وَّنَصَرُوا أُولَٰئِكَ هُمُ الْمُؤْمِنُونَ حَقًّا لَّهُم مَّغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ
Ertinya:
“Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad pada jalan Allah, dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada orang-orang mujairin), mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman. Mereka memperoleh ampunan dan rezki (ni;mat) yang mulia. (QS. Al-An’fal, :74).
3. Firman Allah SWT dalam Surah At-Taubah, ayat 20:
الَّذِينَ آمَنُوا وَهَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنفُسِهِمْ أَعْظَمُ دَرَجَةً عِندَ اللَّهِ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْفَائِزُونَ
Ertinya:
“Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta benda dan diri mereka adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan (QS. At-Taubah :20)
Dari ayat-ayat di atas, terdapat beberapa pengajaran:
A. Bahawasanya hijrah dilakukan atas dasar niat karena Allah SWT serta meraih rahmat dan keridhaan Allah SWT.
B. Bahawasanya orang-orang beriman yang berhijrah karena Allah SWT dan tujuan untuk meraih rahmat keridhaan Allah SWT, mereka itulah adalah mu’min sejati yang akan memperoleh pengampunan Allah SWT, memperoleh keberkatan rizki (ni’mat) yang mulai, dan kemenangan di sisi Allah SWT.
C. Bahwa hijrah dan jihad dapat dilakukan dengan mengorbankan apa sahaja yang kita miliki, termasuk harta benda, bahkan jiwa.
C. Ketiga ayat di atas menyebutkan tiga prinsip hidup, iaitu iman, hijrah dan jihad. Iman bermakna keyakinan, hijrah bermakna perubahan dan jihad bermakna perjuangan dalam menegakkan Agama Allah SWT.
Dalam konteks kehidupan umat Islam di zaman sekarang, makna hijrah dapat di kelompokkan menjadi 4 jenis, iaitu:
1. Hijrah I’tiqadiyah.
Iaitu hijrah keyakinan. Iman seorang, kadang kuat, kadang lemah mendekati kekufuran. Oleh karena itu Kita harus segera melakuakn hijrah keyakinan bila berada di tepi jurang kekufuran dan kemusyrikan keyakinan.
2. Hijrah Fikriyah.
Ertinya hijrah pemikiran. Seiring perkembangan zaman, kemajuan teknologi dan derasnya arus informasi, seolah dunia tanpa batas.
Dunia yang kita tempati saat ini, sebenarnya telah menjadi medan peperangan yang tidak nampak mata. Medan perang yang ada tapi tidak disadari keberadaannya oleh kebanyakan manusia peperangan tersebut namanya “Ghozwul Fikr” (Perang pemikiran).
Isu sekularisme, kapitalisme , liberalisme, pluralisme, dan lain sebagainya telah menyusup ke dalam sendi-sendi dasar pemikiran umat islam sekarang.
Oleh karena itu Kita perlu hijrah kan pemikiran kita kepada pemikiran Islam yang sebenar.
3. Hijrah Syu’uriyyah.
Syu’uriyah atau cita rasa, kesenangan, kesukaan dan sejenisnya.
Terkadang cita rasa kita sudah tidak Islami seperti hiburan, musik, bacaan, gambar/hiasan, gaya pakaian, rumah, dan sebagainya. Oleh karena itu hijrahkan cita rasa kita kepada yang lebih bersifat Islami.
4. Hijrah Sulukiyyah/khuluqiyah.
Suluk berarti tingkah laku atau kepribadian atau biasa disebut juga akhlaq.
Dalam perjalanan ahklaq dan kepribadian manusia tidak terlepas dari pergeseran nilai. Pergeseran dari kepribadian mulai (akhlaqul karimah) menuju kepribadian tercela akhlaqul sayyi’ah).
Sehingga tidak aneh jika banyak timbul berbagai tindakan yang tida bermoral di masyarakat. Seperti Pencurian, merompak, pembunuhan, pelecehan sexual, pergaduhan dan kezaliman seolah-olah telah menjadi hal yang biasa dalam masyarakat kita.
Dalam momentum hijrah sekarang ini, sangat tepat jika kita mengkoreksi akhlaq dan kepribadian kita untuk kemudian menghijrahkan akhlaq kita menuju akhlak yang mulia.
Ya Allah jadikan tahun baru ini untuk dapat menjadikan kami berubah dalam kehidupan kami untuk mencari keredhaan-Mu. Mudah-Mudahan hijrah kami pada tahun ini akan membawa keberkatan kepada kami dalam kehidupan kami di dunia ini. Aamiinn Yaa Robbal 'Aalamiin !!!!!
Wallahu A'lam.
Doakan istiqamah serta Sehat wal Afiat.
Wassalam USM. (Ustaz Sihabuddin Muhaemin).
Catatan:
ILMU ITU HANYA MILIK ALLAH SWT UNTUK DISEBARKAN.
SILA KONGSIKAN DENGAN SESAMA SAUDARA.
Mudah-Mudahan bermanfaat Untuk Semua.
Di Dunia Dan Di Akhirat Nanti. Insya-Allah. Aamiinn !!!!!
Kritik Dan Saran Yang Membina Sangat Dialu-alukan.
Sila tlp/sms kami, USM (012-6653988).
Atau layari laman facebook:
USM - Sihabuddin Muhaemin.
TERIMA KASIH.
(Shah Alam, Khamis 2 Muharram 1437 H).
EmoticonEmoticon