8 SEBAB DATANGNYA HIDAYAH ALLAH SWT.

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ 
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْم 

الحمد لله رب العالمين والصلاة والسلام على أشرف الأنبياء والمرسلين و على آله وصحبه اجمعين. أما بعد:

TAZKIRAH HARI INI UNTUK RENUNGAN BERSAMA.   
(Shah Alam,  Selasa 10 Mac  2015)

8 SEBAB DATANGNYA HIDAYAH ALLAH SWT.

Hakikat hidayah adalah anugrah dari Allah SWT,  maka berdoa dan memohon hidayah kepada Allah SWT 
merupakan sebab yang paling utama untuk mendapatkan hidayah-Nya. 

Oleh karena itu, Allah SWT yang maha sempurna Rahmat dan Kebaikan-Nya, memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya untuk selalu berdoa memohon hidayah taufik kepada-Nya, Allah SWT berfirman  dalam surah Al Fatihah ayat 6:

{اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ}

“Berikanlah kepada kami hidayah ke jalan yang lurus”.

Syaikh ‘Abdur Rahman as-Sa’di berkata: “Doa (dalam ayat ini) termasuk doa yang paling menyeluruh dan bermanfaat bagi manusia, oleh karena itu, wajib bagi setiap muslim untuk berdoa kepada-Nya dengan doa ini di setiap rakaat dalam shalatnya, karena kebutuhannya yang sangat besar terhadap hal tersebut”.

Dalam banyak hadits yang shahih, Rasulullah SAW mengajarkan kepada kita doa memohon hidayah kepada Allah SWT Misalnya doa yang dibaca dalam qunut shalat :

 اللَّهُمَّ اهْدِنَا فِيمَنْ هَدَيْت
Ertinya:
“Ya Allah, berikanlah hidayah kepadaku di dalam golongan orang-orang yang Engkau berikan hidayah” (HR.Abu Daud,  Tarmidzi, dan Nasai)

Juga doa Rasulullah SAW:

 اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى، وَالْعِفَّةَ وَالْغِنَى

Ertinya:
“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu petunjuk, ketakwaan, penjagaan diri (dari segala keburukan) dan kekayaan hati (selalu merasa cukup dengan pemberian-Mu)” (HR. Muslim).

Sebaliknya, keengganan atau ketidaksungguhan untuk berdoa kepada Allah SWT memohon hidayah-Nya merupakan sebab besar yang menjadikan seorang manusia terhalangi dari hidayah-Nya.

Oleh karena itu, Allah SWT sangat murka terhadap orang yang enggan berdoa dan memohon kepada-Nya, sebagaimana sabda RasulullahShallallahu’alaihi WasallamSesungguhnya barangsiapa yang enggan untuk memohon kepada Allah maka Dia akan murka kepadanya” (HR. Tarmidzi dan Hakim).

Dalam TAZKIRAH hari ini USM menyebutkan beberapa Faktor yang menjadi sebab datangnya hidayah Allah SWT selain yang dijelaskan di atas adalah sebagai berikut:

1. Tidak bersandar kepada diri sendiri dalam melakukan semua kebaikan dan meninggalkan segala keburukan.

Artinya setiap hamba hanya bergantung dan bersandar kepada Allah SWT dalam segala sesuatu yang dilakukan atau ditinggalkan oleh seorang hamba, serta tidak bergantung kepada kemampuan diri sendiri.

Ini merupakan sebab utama untuk meraih taufik dari Allah SWT yang merupakan hidayah yang sempurna, bahkan inilah makna taufik yang sesungguhnya sebagaimana yang dijelaskan oleh para ulama Ahlus sunnah.

Dalam doa yang diucapkan oleh Rasulullah: “(Ya Allah), jadikanlah baik semua urusanku dan janganlah Engkau membiarkan diriku bersandar kepada diriku sendiri (meskipun cuma) sekejap mata” (HR. Nasai dan Hakim).

Oleh karena inilah makna dan hakikat taufik, maka kunci untuk mendapatkannya adalah dengan selalu bersandar dan bergantung kepada Allah SWT dalam meraihnya dan bukan bersandar kepada kemampuan diri sendiri.

2. Selalu mengikuti dan berpegang teguh dengan agama Allah  secara keseluruhan lahir dan batinm

Allah SWT berfirman dalam surah Thaahaa ayat123:

فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِنِّي هُدًى فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلا يَضِلُّ وَلا يَشْقَى

Ertinya:
“Maka jika datang kepadamu (wahai manuia) petunjuk daripada-Ku, lalu barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, maka dia tidak akan tersesat dan tidak akan sengsara (dalam hidupnya)” 

Ayat yang mulia ini menunjukkan bahwa orang yang mengikuti dan berpegang teguh dengan petunjuk Allah SWT yang diturunkan-Nya kepada Rasul-Nya, dengan mengikuti semua perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya, maka dia tidak akan tersesat dan sengsara di Dunia dan Akhirat, bahkan dia selalu mendapat bimbingan petunjuk-Nya, kebahagiaan dan ketentraman di Dunia dan Akhirat.

Dalam ayat lain, Allah SWT berfirman surah Muhammad ayat 17:

وَالَّذِينَ اهْتَدَوْا زَادَهُمْ هُدًى وَآتَاهُمْ تَقْوَاهُمْ

Ertinya:
“Dan orang-orang yang selalu mengikuti petunjuk (agama Allah SWT) maka Allah SWT menambah petunjuk kepada mereka dan memberikan kepada mereka (balasan) ketaqwaannya” .

3. Membaca al-Qur-an dan merenungkan kandungan maknanya.

Allah SWT berfirman dalam surah al-Israa’: 9:

{إِنَّ هَذَا الْقُرْآنَ يَهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا كَبِيرًا}
Ertinya:
“Sesungguhnya al-Qur’an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang paling lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang Mu’min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar”.

Imam Ibnu Katsir berkata: “(Dalam ayat ini) Allah SWT memuji kitab-Nya yang mulia yang diturunkan-Nya kepada Rasul-Nya Ta’ala, yaitu al-Qur-an, bahwa kitab ini memberikan petunjuk kepada jalan yang paling lurus dan jelas”.

 yang paling lurus dalam tuntunan berkeyakinan, beramal dan bertingkah laku, maka orang yang selalu membaca dan mengikuti petunjuk al-Qur-an, dialah yang paling sempurna kebaikannya dan paling lurus petunjuknya dalam semua keadaannya.

4. Mentaati dan meneladani sunnah Rasulullah.
 
Allah SWT menamakan wahyu yang diturunkan-Nya kepada Rasulullah SAW sebagai al-huda (petunjuk) dan dinul haq (agama yang benar) dalam firman Allah SWT dalam surah al-Fath ayat 28:

هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ وَكَفَى بِاللَّهِ شَهِيدًا

Ertinya:
“Dialah (Allah SWT) yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar dimenangkan-Nya terhadap semua agama, dan cukuplah Allah sebagai saksi”.

Para ulama Ahli Tafsir menafsirkan   dalam ayat ini dengan  dan  (agama yang benar) dengan amal shaleh. 

Ini menunjukkan bahwa sunnah Rasulullah adalah sebaik-baik petunjuk yang akan selalu membimbing manusia untuk menetapi jalan yang lurus dalam ilmu dan amal.

Dalam hadits yang shahih, Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya sebenar-benar ucapan adalah kitab Allah (al-Qur-an), sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Rasulullah , dan seburuk-buruk perkara adalah perkara-perkara yang diada-adakan (baru dalam agama)” (HR Muslim).

Inilah makna firman Allah SWT dalam surah al-Ahzaab ayat 21.

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا

Ertinya:
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (balasan kebaikan pada) hari kiamat dan dia banyak menyebut ALLAH SWT”.

5. Mengikuti pemahaman dan pengamalan para Sahabat RA dalam beragama.

Allah SWT berfirman dalam surah al-Baqarah ayat137:

فَإِنْ آمَنُوا بِمِثْلِ مَا آمَنْتُمْ بِهِ فَقَدِ اهْتَدَوْا وَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّمَا هُمْ فِي شِقَاقٍ

Ertinya:
“Jika mereka beriman seperti keimanan yang kalian miliki, maka sungguh mereka telah mendapat petunjuk; dan jika mereka berpaling, sesungguhnya mereka berada dalam perpecahan”.

Ayat ini menunjukkan kewajiban mengikuti pemahaman para Shahabat RA dalam keimanan, ibadah, akhlak dan semua perkara agama lainnya, karena inilah sebab untuk mendapatkan petunjuk dari Allah SWT. 

Para Shahabat RA adalah yang pertama kali masuk dalam makna ayat ini, karena merekalah orang-orang yang pertama kali memiliki keimanan yang sempurna setelah Rasulullah SAW.

6. Meneladani tingkah laku dan akhlak orang-orang yang shaleh sebelum kita.

Allah SWT berfirman dalam surah al-An’aam ayat 90:

أُولَئِكَ الَّذِينَ هَدَى اللَّهُ فَبِهُدَاهُمُ اقْتَدِهِ

Ertinya:
“Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, maka ikutilah petunjuk mereka” .

Dalam ayat ini Allah Ta’ala memerintahkan kepada Nabi MuhammadTa’ala untuk meneladani petunjuk para Nabi ‘alaihimussalam yang diutus sebelum beliau Ta’ala, dan ini juga berlaku bagi umat Nabi Muhammad SAW

7. Mengimani takdir Allah SWT dengan benar.

Allah SWT Berfirman dala surah at-Taghaabun ayat11:

مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ

Ertinya:
“Tidak ada sesuatu musibahpun yang menimpa (seseorang) kecuali denga izin Allah; Dan barang siapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk ke (dalam) hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu” .

Imam Ibnu Katsir berkata: “Makna ayat ini: seseorang yang ditimpa musibah dan dia meyakini bahwa musibah tersebut merupakan ketentuan dan takdir Allah SWT, sehingga dia bersabar dan mengharapkan (balasan pahala dari Allah Ta’ala), disertai (perasaan) tunduk berserah diri kepada ketentuan Allah SWT tersebut, maka Allah akan memberikan petunjuk ke (dalam) hatinya dan menggantikan musibah dunia yang menimpanya dengan petunjuk dan keyakinan yang benar dalam hatinya, bahkan boleh jadi Dia akan menggantikan apa yang hilang darinya dengan yang lebih baik baginya”

8. Bersungguh-sungguh dalam menempuh jalan Allah  dan selalu berusaha mengamalkan sebab-sebab yang mendatangkan dan meneguhkan hidayah Allah  SWT. 

Allah SWT berfirman dalam al-‘Ankabuut ayat 69:

وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ

“Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar bersama orang-orang yang berbuat kebaikan” .

Imam Ibnu Qayyimil Jauziyah berkata: “(Dalam ayat ini) Allah Ta’alamenggandengkan hidayah (dari-Nya) dengan perjuangan dan kesungguhan (manusia), maka orang yang paling sempurna (mendapatkan) hidayah (dari Allah Ta’ala) adalah orang yang paling besar perjuangan dan kesungguhannya”.

Demikianlah pemaparan ringkas tentang sebab-sebab datangnya hidayah Allah SWT semoga Allah  SWT melindungi kita dari segala keburukan dan fitnah.

Ya Allah kami memohon kepad-Mu dengan semua nama-Nya yang maha indah dan sifat-Nya yang maha sempurna, agar senantiasa melimpahkan dan menyempurnakan serta menjaga taufik-Nya kepada kita semua sampai kita berjumpa dengan-Nya di surga-Nya kelak, sesungguhnya Dialah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengkabulkan doa kami. Aamiinn Yaa Robbal 'Aalamiin !!!!!

Wallahu A'lam. 
Doakan istiqamah serta Sehat wal Afiat. 
Wassalam USM. (Ustaz Sihabuddin Muhaemin).

Catatan:
ILMU ITU MILIK ALLAH SWT UNTUK DISEBARKAN. 
Sila KONGSIKAN Dengan Sesama SAUDARA  KITA. 
Mudah-Mudahan bermanfaat Untuk Semua.
Di Dunia Dan Di Akhirat Nanti. Insya-Allah. Aamiinn !!!!!

Kritik Dan Saran Yang Membina Sangat Dialu-alukan. 
Sila tlp/sms kami, USM (012-6653988). 
Atau layari laman facebook:
http://www.facebook.com:
USM - Sihabuddin Muhaemin.

TERIMA KASIH.  
(Shah Alam,  Selasa 19 Jamadil awal 1436 H).