6 AMALAN UTAMA DALAM BULAN RAMADHAN.

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ 
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْم 

الحمد لله رب العالمين والصلاة والسلام على أشرف الأنبياء والمرسلين و على آله وصحبه اجمعين. أما بعد:

TAZKIRAH HARI INI UNTUK RENUNGAN BERSAMA.   
(Shah Alam, Khamis 18 Jun 2015).

6 AMALAN UTAMA DALAM BULAN RAMADHAN.
Hakikat dari puasa adalah menahan diri (imsak), baik secara jasmani maupun rohani. Kata “puasa” (Sansekerta) dan memiliki arti yang mirip sama dengan kata shawm (Arab), yang maknanya adalah pengendalian diri, utamanya atas dorongan hawa nafsu seperti sifat tamak.
mengendalikan diri secara jasmani dengan tidak makan, minum dan melakukan hubungan suami istri dari mulai terbit fajar sampai terbenamnya matahari. 

Sehingga apabila ianya dilakukan akan membatalkan puasa, terkecuali jika terlupa. Sedangkan secara rohani, puasa adalah menahan diri dari sifat hasad dengkibeberapa  takabbur, ghibah, dan sebagainya. 

Ada beberapa amalan sunnat utama yang dapat dilakukan untuk menjaga puasa Ramadhan, diantaranya adalah; 

1. Mengerjakan qiyamullail (Tarawih)

Iaitu dengan melaksanakan ibadah sholat tarawih selama satu bulan dalam bulan Ramadhan. Silahkan pilih menurut keyakinan kita masing-masing, adakah nak buat 11 atau 23 rakaat. Nak dikerjakan terus setelah sholat isya atau pada sepertiga malam. 

“Rasulullah SAW menganjurkan (sholat) qiyam Ramadhan kepada mereka (para sahabat), tanpa perintah wajib.

Rasulullah SAW bersabda : 

من قام رمضان  إيماناً واحتسابا عفر له ما تقدم من ذنبه.

Ertinya:
"Barangsiapa mengerjakan (sholat) qiyam Ramadhan karena iman dan mengharap pahala, niscaya diampuni dosanya yang lalu” (HR. Bukhari Muslim)

2. Mengakhirkan makan sahur.

Hal ini bertujuan agar perut masih terasa kenyang dan badan tetap kuat, sehingga tetap sehat selama menjalankan ibadah puasa. 

Rasulullah SAW bersabda:

 تَسَحَّرُوْا فَإِنَّ فِى السَّحُرِ بَرَكَةٌ – الشيخان –

Ertinya:
“Makan sahurlah karena sesungguhnya pada sahur itu terdapat berkah.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Dalam riwayat yang lain,  Rasulullah SAW bersabda:

“Umatku dalam keadaan baik selama mereka menyegerakan berbuka dan menta’khirkan sahur”. (HR. Ahmad)

3. Menyegerakan berbuka puasa (ta’jil).

Maksudnya adalah  dengan makanan dan minuman yang manis, sebelum Sholat maghrib. Sehingga menghilangkan lapar dan dahaga, untuk menyegarkan kembali tubuh yang lemah karena berpuasa sepanjang siang hari.  

Rasulullah SAW bersabda:

لَا يَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوْا الْفِطْرَ – رواه الشيخان

“Manusia akan sentiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka.” (HR. Bukhari dan Muslim)

4. Berdoa ketika berbuka. 

Sebagai wujud rasa syukur karena telah selesai puasanya pada hari tersebut. Lafalnya adalah : “Dzahabazh zhama’u wabtalatil ‘uruqu watsabatal ajru insya Allah” hilanglah rasa haus, dan basahlah urat-urat (badan) dan insya Allah mendapatkan pahala.

5. Memperbanyakkan sedekah dan tadarus Alquran.

 Dengan jalan memberikan makan minum kepada orang yag sedang puasa, ketika adzan maghrib berkumandang. 

Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ فَطَرَ صَائِمًا فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ وَلَا يَنْقُصُ مِنْ اَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئٌ – صحيح النسائى و الترمذى

Ertinya:
“Barang siapa yang memberikan makanan berbuka kepada orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi sedikit pun pahala orang yang berpuasa itu” (HR. Nasa’i dan Tirmidzi)

Dalam riwayat yang lain,  Ketika Rasulullah SAW ditanya tentang sedekah yang paling utama ? Rasulullah SAW menjawab; “Sedekah di bulan Ramadhan” (HR. at-Tirmidzi).  

Di samping itu, amalan  puasa yang lain adalah  dengan membaca dan mempelajari Al-Qur'an (tadarrus), baik dilakukan sendiri maupun secara bersama-sama.

 “Rasulullah Saw adalah orang yang paling dermawan, apalagi pada bulan ramadhan, ketika ditemui oleh Malaikat Jibril pada setiap malam pada bulan Ramadhan dan mengajaknya membaca dan mempelajari Alquran. Ketika ditemui Jibril, Rasulullah Saw lebih dermawan daripada angin yang ditiupkan (HR. Muttafaq’Allaih) 

6. Mendekatkan diri kepada Allah dengan cara i’tikaf (berdiam diri) di masjid, terutama pada sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan.

Yakni dengan melakukan amalan-amalan mulia, seperti memperbanyakkan berdzikir, membaca Al-Qur'an dan lain sebagainya.

 Dari Umar r.a (diriwayatkan bahwa) ia berkata: “Rasulullah Saw selalu beri’tikaf pada sepuluh hari yang penghabisan di bulan Ramadhan“(HR. Muttafaq’Allaih).

Semoga dengan menjaga amalan-amalan puasa sepanjang buan Ramadhan, insya Allah kita akan menjadi insan paling mulia disisi Allah SWT, yakni mendapatkan darjat insan yang bertaqwa kepada-Nya. Aamiinn Yaa Robbal 'Aalamiin !!!!!

Wallahu A'lam. 
Doakan istiqamah serta Sehat wal Afiat. 
Wassalam USM. (Ustaz Sihabuddin Muhaemin).

Catatan:
ILMU ITU MILIK ALLAH SWT UNTUK DISEBARKAN. 
Sila KONGSIKAN Dengan Sesama SAUDARA  KITA. 
Mudah-Mudahan bermanfaat Untuk Semua.
Di Dunia Dan Di Akhirat Nanti. Insya-Allah. Aamiinn !!!!!

Kritik Dan Saran Yang Membina Sangat Dialu-alukan. 
Sila tlp/sms kami, USM (012-6653988). 
Atau layari laman facebook:
 http://www.facebook.com:
USM - Sihabuddin Muhaemin.

TERIMA KASIH.  
(Shah Alam, Khamis 1 Ramadhan 1436 H).