2 MAKNA BAHAGIA BAGI ORANG YANG BERPUASA


السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ 
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْم 

الحمد لله رب العالمين والصلاة والسلام على أشرف الأنبياء والمرسلين و على آله وصحبه اجمعين. أما بعد:


TAZKIRAH HARI INI UNTUK RENUNGAN BERSAMA.   
(Shah Alam, Isnin 29 Jun 2015).

2 MAKNA BAHAGIA BAGI ORANG YANG BERPUASA.
Dalam hadis Qudsi Allah SWT berfirman:

للصائم فرحتان، فرحة عند فطره، وفرحة عند لقاء ربه

Ertinya:
“Bagi orang yang melaksanakan ibadah puasa ada dua kebahagiaan (akan diperolehi); kebahagiaan ketika berbuka, dan kebahagiaan ketika bertemu dengan Rabbnya (di dalam syurga).” (HR. muttafaq ‘alaihi)

Hadis di atas  adalah satu dari sekian banyak hadis yang menerangkan tentang keutamaan ibadah puasa  di bulan suci Ramadan.

Allah SWT secara langsung menyatakan bahawa ibadah  puasa dapat menimbulkan kebahagiaan pada hati orang-orang yang melaksanakannya. 

Bebanan ketika berpuasa menahan segala keinginan nafsu dan syahwat kelak berakhir dengan berjuta kebaikan yang menyenangkan, sama ada di dunia, mahupun nanti di akhirat.

1. Kebahagiaan Dunia

Orang-orang yang berpuasa akan merasakan bahagia saat ia dapat menyelesaikan ibadah puasa karena ia dapat melakukan kembali perkara-perkara yang asalnya dilarang ketika ia berpuasa. 

Dan lebih dari itu, ia akan berbahagia karena kepuasaan batin yang dirasakannya saat ia dapat melaksanakan perintah dengan beribadah kepada Allah SWT dengan mengharap pahala dari-Nya.

UMeraih kebahagiaan adalah cita-cita setiap manusia. Tidak ada manusia yang ingin bersedih, sengsara dan hidup dalam kesusahan. 

Siapa pun, manusia akan berusaha mencari kebahagian itu, walaupun harus melalui kesengsaraan dan kesusahan terlebih dahulu.

Namun, dari seluruh manusia yang mengharapkan kebahagian itu, ternyata hanya sedikit sekali manusia yang menemukan kebahagiaan sejati. 

Dalam Al-Qur'an, Allah SWT menyebut kata bahagia dalam dua perkara:

A. Kebahagiaan karena dunia. 

Kebahagiaan karena dunia adalah kebahagiaan yang tercela. Maksudnya adalah dunia yang sampai melupakan keutamaan dan nikmat Allah SWT. 

Hal ini ditunjukkan oleh firman Allah SWT tentang Qarun dalam Surah Al-Qasas, ayat 76:

إِنَّ قَارُونَ كَانَ مِن قَوْمِ مُوسَىٰ فَبَغَىٰ عَلَيْهِمْ وَآتَيْنَاهُ مِنَ الْكُنُوزِ مَا إِنَّ مَفَاتِحَهُ لَتَنُوءُ بِالْعُصْبَةِ أُولِي الْقُوَّةِ إِذْ قَالَ لَهُ قَوْمُهُ لَا تَفْرَحْ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْفَرِحِينَ

Ertinya:
"Sesungguhnya Qarun adalah termasuk kaum Nabi Musa, maka ia berlaku aniaya terhadap mereka, dan Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat. (Ingatlah) ketika kaumnya berkata kepadanya: "Janganlah kamu terlalu bangga; sesungguhnya Allah SWT tidak menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan diri". (QS. Al-Qasas, ayat 76).

Juga firman Allah SWT tentang orang-orang yang diazab oleh-Nya, dalam Surah Al-Anaam, ayat 44:

فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍ حَتَّىٰ إِذَا فَرِحُوا بِمَا أُوتُوا أَخَذْنَاهُم بَغْتَةً فَإِذَا هُم مُّبْلِسُونَ

Ertinya:
"Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.
(QS. Al-Anaam ayat 44).

B. Kebahagiaan karena keutamaan dan rahmat Allah SWT.

Adapun kebahagiaan karena keutamaan dan rahmat Allah SWT adalah kebahagian yang terpuji, bahkan yang diperintahkan Allah SWT untuk di miliki. 

Allah SWT berfirman dalam Surah Yunus, ayat 58:

قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُونَ

Ertinya:
"Katakanlah: "Dengan karunia Allah SWT dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan". (QS. Yunus : 58 )

Makna bahagia karena rahmat dari Allah SWT, iaitu melaksanakan segala perintah dan menjauhi larangan Allah SWT yang penuh dengan hikmah dan kebaikan. 
Inilah kebahagian yang hakiki. Kebahagiaan yang abadi sampai ke akhirat. 

Diantara kebahagiaan di dunia bagi orang yang beriman adalah datangnya bulan Ramadhan. Bulan rahmat dan berkat serta  bulan yang penuh dengan keutamaan. 

Karena pada bulan ini Allah SWT melipat gandakan pahala kebaikan, menjanjikan ampunan, menyempitkan jalan keburukan dan membuka selebar-lebarnya jalan amal shaleh yang menguntungkan. 

Maka berbahagialah dengan bulan agung ini. Isilah dengan memperbanyak amalan kebaikan. Mudah-mudahan Allah SWT memberkati hidup kita.

2. Bahagia Ketika Bertemu Dengan Allah SWT Dalam Syurga. 

Sebagaimana mereka berbahagia di dunia dengan karunia dan keutamaan dari Allah SWT, dengan iman dan amal sholeh, di akhirat pun mereka berbahagia ketika mereka mendapatkan pahala yang sangat besar saat bertemu dengan-Nya. 

Dan ini adalah kebahagian yang sangat besar di akhirat. Iaitu menghadap Allah SWT dalam keadaan tidak takut terkena azab Allah SWT yang sangat berat dan dimasukkan kepada surga-Nya; kenikmatan abadi yang tidak ada bandingannya di dunia ini.

Pertemuan dengan Allah SWT di akhirat kelak adalah kepercayaan hidup yang wajib diyakini oleh orang-orang yang beriman kepada-Nya. 

Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Insyiqaq, ayat 6:

يَا أَيُّهَا الْإِنسَانُ إِنَّكَ كَادِحٌ إِلَىٰ رَبِّكَ كَدْحًا فَمُلَاقِيهِ

Ertinya:
"Wahai manusia, sesungguhnya kamu telah bekerja dengan sungguh-sungguh menuju Tuhanmu, maka pasti kamu akan menemui-Nya.(QS. Al-Insyiqaq : 6 )

Saat seluruh manusia bertemu dengan Allah SWT,  mereka terbagi menjadi dua golongan. Ada yang sengsara, dan ada yang berbahagia.

Allah SWT berfirman dalam Surah Hud, ayat 105:

يَوْمَ يَأْتِ لَا تَكَلَّمُ نَفْسٌ إِلَّا بِإِذْنِهِ فَمِنْهُمْ شَقِيٌّ وَسَعِيدٌ

Ertinya:
"Di kala datang hari itu, tidak ada seorangun yang berbicara, melainkan dengan izin-Nya; maka di antara mereka ada yang celaka dan ada yang berbahagia". (QS. Hud: 105)

Orang-orang yang kelak menghadap Allah SWT dengan  membawa tauhid, iman, islam, ketaatan, amal shaleh dan hati yang selamat, ia akan mendapat kebahagiaan dan pahala yang tidak akan pernah putus.

Allah SWT berfirman dalam Surah At-Tin, ayat 6:

إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَلَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍ

Ertinya:
"Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya.(QS. At-Tin : 6).

Tidak hanya itu sahaja, bagi orang-orang yang beriman kelak juga berbahagia ketika melihat wajah Tuhannya. Dan ini adalah kenikmatan tertinggi di akhirat. Wajah mereka berseri-seri ketik melihat kepada Tuhannya.

Allah SWT berfirman dalam surah Al-Qiyamah, ayat 22-23:

وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ نَّاضِرَة () إِلَىٰ رَبِّهَا نَاظِرَة.ٌ

Ertinya:
“Wajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri. Kepada Tuhannyalah mereka Melihat.” (QS. Al-Qiyamah : 22-23).

Ya Allah Mudah-mudahan dengan keberkatan ibadah puasa kami pada bulan Ramadhan tahun ini,  kita dapat meraih kebahagian yang hakiki, iaitu kebahagian hidup dalam ketaatan kepada Allah SWT di dunia, begitu juga kebahagian abadi di akhirat saat bertemu dengan Allah Rabbul ‘aalamin. Aamiinn Yaa Robbal 'Aalamiin !!!!!

Wallahu A'lam. 
Doakan istiqamah serta Sehat wal Afiat. 
Wassalam USM. (Ustaz Sihabuddin Muhaemin).

Catatan:
ILMU ITU MILIK ALLAH SWT UNTUK DISEBARKAN. 
Sila KONGSIKAN Dengan Sesama SAUDARA  KITA. 
Mudah-Mudahan bermanfaat Untuk Semua.
Di Dunia Dan Di Akhirat Nanti. Insya-Allah. Aamiinn !!!!!

Kritik Dan Saran Yang Membina Sangat Dialu-alukan. 
Sila tlp/sms kami, USM (012-6653988). 
Atau layari laman facebook:
http://www.facebook.com:
USM - Sihabuddin Muhaemin.

TERIMA KASIH.  
(Shah Alam, Isnin 12 Ramadhan 1436 H).