5 PERKARA YANG PERLU DI KETAHUI TENTANG ISTIHZAA (MEMPERSENDAKAN AGAMA)

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ 
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْم 

الحمد لله رب العالمين والصلاة والسلام على أشرف الأنبياء والمرسلين و على آله وصحبه اجمعين. أما بعد:

TAZKIRAH HARI INI UNTUK RENUNGAN BERSAMA.   
(Shah Alam, Isnin 11 Mei 2015).
 
5 PERKARA YANG PERLU DI KETAHUI TENTANG ISTIHZAA
(MEMPERSENDAKAN AGAMA)

1. DEFINASI ISTIHZAA. 

Istihzaa dalam bahasa Arab ertinya mempersendakan,  menertawakan atau memperolok-olokan. Menurut istilah, Istihzaa adalah: Mempersendakan sesuatu ajaran agama yang merupakan satu kekufuran kepada si pelakunya  menurut kesepakatan para ulama’. 

sebagaimana yang dinukilkan oleh Ibnul Arabiy dalam tafsirnya (2/976) dan Syaikh Sulaiman bin Abdullah Alu Syaikh di dalam Taisir Al Aziizil Hamiid. 
Memperolok-olokan  sunnah-sunnah nabi SAW tidak berbeza apakah  melakukannya dengan sungguh-sungguh, bermain-main atau senda gurau. (Kitab Malzamah Syarh Nawaqidul Islam, Abi Ubaidah Az-Zawi).

2. JENIS-JENIS ISTIHZAA’.

Permasalahan yang berkaitan dengan memperolok-olok agama atau yang kita kenal dengan istilah Istihzaa terbagi kepada dua jenis:

A. ISTIHZAA’ SHARIH, yaitu memperolok-olok agama dengan ucapan secara jelas dan terang-terangan. Sebagai contoh ucapan mereka para munafiqin kepada Rasulullah di suatu majlis pada perang tabuk ‘Tidak-lah kami melihat orang yang lebih mementingkan perutnya, lebih berdusta ucapan-nya, dan lebih penakut ketika berjumpa dengan musuh daripada mereka para pembaca-pembaca al-Qur’an (yakni Rasulullah SAW dan para shahabatnya)’. 

atau seperti ucapan  lainnya yang menyatakan: ‘agama tidaklah diukur dengan janggut kita’, yakni karena permasalahan cukur janggut, dan masih banyak lagi yang semisal dengan itu. 

Atau ucapan kalau hukum hudud Islam di tegakkan akan banyak penganggur kerana ramai yang kudung tangan.

B. ISTIHZAA’ GHAIRU SHARIH yaitu memperolok-olok agama dengan perbuatan yang menunjukkan isyarat maupun sindiran (tidak jelas atau tidak terang-terangan), seperti dengan menjeling mata, menjulurkan lidah dan membentangkan bibir dan lain-lainnya yang bertujuan untuk merendahkan sesuatu dari agama. 

3. DALIL KAFIRNYA ORANG YANG SUKA MEMPERSENDAKAN AGAMA.

Dalil-dalil tentang kafirnya seseorang yang mempersendakan agama  banyak di sebut dalam al-Qur’an.  

Allah SWT berfirman dalam surah At Taubah ayat 65-66:

وَلََئِنْ سَأَلْتَهمْ لَيَقُوْلُنَّ ِإنَّمَا كُنَّا نَخُوضُ وَنَلْعَبُ قُلْ أَبِاللهِ وَآيَاتِهِ وَرُسُولِهِ كُنْتُمْ تَسْتَهْزِئُونَ .لَا تَعْتَذِرُوا قَدْكَفَرْتُمْ بَعْدَ إِيماَنِكُمْ

Ertinya:
"Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan menjawab: “Sesung-guhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja”. Katakanlah: ’Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya, dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?’. Tidak usah kamu meminta maaf, karena kamu telah kafir sesudah beriman.” (QS. At -Taubah: 65-66).

Ayat ini menunjukkan bahawa mempersendakan Allah SWT adalah suatu kekufuran, mempersendakan Rasulullah SAW adalah suatu kekufuran, dan mempersendakan ayat-ayat-Nya adalah suatu kekufuran, demikian pula mempersendakan sunnah-sunnah nya juga adalah suatu kekufuran. 

Maka barangsiapa yang mempersendakan salah satu dari perkara tersebut, sama ertinya seperti telah mempersendakan keseluruhan ajaran agamanya.

Mempersendakan Allah SWT dan Rasul-Nya dianggap kekufuran yang dapat menjadikan pelakunya keluar dari agama islam (Murtad) karena pokok ajaran agama dibangun di atas landasan mengagungkan Allah SWT dan Rasul-Nya, sedangkan mempersendakan sesuatu darinya dapat menghilangkan pokok tersebut dan bahkan  meruntuhkannya 

4. LARANGAN UNTUK DUDUK DENGAN ORANG YANG SUKA MEMPERSENDAKAN AGAMA.

Terkadang kita sadar maupun tidak telah terpedaya oleh berbagai makar dan tipu daya dan perangkap syaitan yang selalu berupaya menjerumuskan kita ke dalam kesesatan, na’udzubilah. 

Dimana kita dijadikannya seperti sebuah patung yang bisu atau manusia yang lelap dalam tidurnya. Bagaimana tidak, terkadang kita menganggap suatu hal yang wajar atau lumrah di saat kita menyaksikan atau mendengar atau paling tidak mengetahui suatu kesesatan. 

Hal ini sapat dilihat Ada diantara kita, orang-orang yang mempersendakan agama dengan gurauannya bahkan ikut tertawa membenarkan penghinaan agama tersebut.

Oleh Karena itu,  Allah SWT di dalam ayat di atas atau ayat-ayat lainnya menegur dan mengancamnya dengan ancaman yang keras. 

Allah SWT berfirman dalam surah At Taubah ayat 66 :

لاَ تَعْتَذِرُوا قَدْكَفَرْتُمْ بَعْدَ إِيماَنِكُمْ

Ertinya:
"Tidak usah kamu cari alasan karena kamu kafir sesudah beriman". (QS. At Taubah: 66).

Dalam ayat yang lain Allah SWT berfirman dalam surah Al -Furqan: 41-42)

وَإِذَا رَأَوْكَ إِنْ يَتَّخِذُوْنَكَ إِلَّا هُزُوًا أَهَذَا الَّذِيْ بَعَثَ اللهُ رَسُوْلًا إِنْ كَادَ لَيُضِلُّنَا عَنْ ءَالِهَتِنَا لَوْ لَا أَنْ صَبَرْنَا عَلَيْهَا وَسَوْفَ يَعْلَمُوْنَ حِيْنَ يَرَوْنَ اْلعَذَابَ مَنْ أَضَلُّ سَبِيْلاً

Ertinya:
"Dan apabila mereka melihat kamu (Muham-mad), mereka hanyalah menjadikan kamu sebagai ejekan (dengan mengatakan): ”Ini-kah orang yang diutus Allah sebagai Rasul? Sesungguhnya hampirlah ia menyesatkan kita dari sesembahan kita, seandainya kita tidak sabar (menyembah)nya’. Dan mereka kelak akan mengetahui di saat mereka meli-hat adzab, siapa yang paling sesat jalannya". (QS. Al Furqan: 41-42).

Oleh karena itu Allah SWT melarang mukminin untuk berkumpul, bermajlis bersama orang-rang yang suka mempersendakan agama Islam termasuk di dalamnya ajaran Allah SWT dan rasul SAW memperkecilkan sunnah rasul.

Allah SWT berfirman dalam surah An Nisa’ ayat 140:

وَقَدْ نَزَّلَ عَلَيْكُمْ فِي الْكِتَابِ أَنْ إِذَا سَمِعْتُمْ آيَاتِ اللهِ يُكْفَرُ بِهَا وَيُسْتَهْزَأُ بِهَا فَلاَ نَقْعُدُوا مَعَهُمْ حَتَّى يَخُوْضُوا فِي حَدِيْثٍ غَيْرِهِ إِنَّكُمْ إِذًا مِثْلُهُمْ 

Ertinya
"Dan sungguh Allah telah menurunkan kepada kamu di dalam Al Qur’an bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah SWT diingkari dan diperolok-olokkan, maka ja-nganlah kamu duduk beserta mereka. Karena sesungguhnya (kalau kamu berbuat demi-kian), tentulah kamu serupa dengan mereka. (QS. An Nisa’:140)

Berkata Syaikh Abdurrahman As Sa’diy di dalam tafsirnya:

“Dan demikian pula halnya para ahlul maksiat dengan keragaman mereka, maka hujjah-hujjah mereka yang menyokong kebatilan tersebut,  mereka akan mengundang penghinaan terhadap ayat-ayat Allah SWT. 

Karena ayat-ayat Allah SWT tidaklah menunjukkan kecuali kebenaran, dan tidaklah mengakibatkan seseuat melainkan  kebenaran, bahkan termasuk juga di dalamnya menghadiri majlis-majlis kemaksiatan dan kefasikan.

Yang akan menghinakan di dalamnya perintah-perintah dan larangan-larangan Allah SWT, dan akan menenggelamkan hukum-hukum-Nya yang telah Allah SWT tetapkan bagi para hamba-Nya dan penghujung dari larangan ini ialah larangan untuk duduk bersama mereka.”

5. ALLAH SEGERAKAN BALASAN BAGI ORANG YANG SUKA MEMPERSENDAKAN AGAMA. 

Sebagai penutup dari pembahasan  kali ini tidak lupa kita utarakan juga di sini bagaimana Allah SWT menyegerakan balasan bagi mereka-mereka yang suka mempersendakan sunnah atau yang merendahkan agama. 

Dari Salamah bin Al Akwa’ “Bahwa seseorang makan di samping Rasulullah SAW dengan tangan kirinya, maka beliau pun menegur: “Makanlah dengan tangan kanan-mu’, orang itu menjawab,’aku tidak bisa’. Beliau bersabda : ‘Engkau benar-benar tidak akan bisa’. Padahal tidak ada yang menghalanginya (makan dengan tangan kanan) kecuali kesombongannya. Salamah mengatakan: Maka ia pun tidak dapat mengangkat tangan (kanan)nya ke mulutnya. (HR. Muslim).

Dari Abu Hurairah dari Rasulullah SAW, beliau bersabda:

بَيْنَا رَجُلٌ يَتَبَخْتَرُ فِي بَرْدَيْنِ خَسَفَ اللهُ بِهِ اْلأَرْضَ فَهُوَ يَتَجَلْجَلُ فِيْهَا إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ

Ertinya:
"Manakala seseorang berjalan dengan sombongnya di pagi dan petang maka Allah SWT tenggelamkan orang tersebut ke dalam bumi, dan ia akan terbolak-balik di dalamnya sampai hari kiamat”.

Maka seorang pemuda bertanya kepada Abu Hurairah yang telah disebutkan namanyabdalam keadaan bercanda: ’Apakah seperti ini jalannya orang yang ditenggelamkan ke bumi?’ Lalu Abu Hurairah pun memukul dengan tangannya dan orang itupun merasakan sakit yang hampir mematahkan tulangnya. Kemudian Abu Hurairah berkata dengan memba-wakan ayat:

إِنَّا كَفَّيْنَكَ الْمُسْتَهْزِئِيْنَ

Sungguh Kami akan balas untuk (mem-bela)mu (wahai nabi) dari orang yang mem-perolok-olok. (Sunan Ad Darimi no.437) 

Dari Abdurrahman bin Harmalah, dia berkata: “Datang seseorang kepada Said Ibnul Musayyab untuk menunaikan haji dan umrah. Maka beliaupun berkata kepada orang tersebut: “Janganlah engkau pergi hingga engkau shalat terlebih dahulu, karena sesungguhnya Rasulullah SAW telah bersabda:

لاَ يَخْرُجُ بَعْدَ النِّدَاِ مِنَ الْمَسْجِدِ إِلاَّ مُنَافِقٌ إِلاَّ رَجُلٌ أَخْرَجتْهُ حَاجَةٌ وَهُوَ يُرِيْدُ الرَّجْعَةَ إِلَى الْمَسْجِدِ

Ertinya:
"Tidaklah keluar dari masjid setelah dikumandangkan adzan kecuali munafik, kecuali seseorang yang dipaksa keluar oleh kebutu-hannya dan dia berkeinginan kembali ke masjid.

Maka orang itu pun berkata: “Sesungguhnya teman-temanku berada di al-Hurrah”. Maka orang itu pun keluar. Dan belum selesai Said menyayangkan kepergiannya dengan menye-but-nyebut tentangnya, tiba-tiba dikabarkan bahwa orang tersebut terjatuh dari kendara-annya, hingga patah pahanya. (Sunan Ad-Darimi, no. 447).

Ya Allah jauhkan kami  dari sikap malas dalam melaksanakan ajaran-Mu. Hindarkan kami ya Allah dari mempersendakan ajaran agama-Mu. Mudah-Mudahan kami menjadi hamba-Mu yang sholeh. Aamiinn Yaa Robbal 'Aalamiin !!!!!

Wallahu A'lam. 
Doakan istiqamah serta Sehat wal Afiat. 
Wassalam USM. (Ustaz Sihabuddin Muhaemin).

Catatan:
ILMU ITU MILIK ALLAH SWT UNTUK DISEBARKAN. 
Sila KONGSIKAN Dengan Sesama SAUDARA  KITA. 
Mudah-Mudahan bermanfaat Untuk Semua.
Di Dunia Dan Di Akhirat Nanti. Insya-Allah. Aamiinn !!!!!

Kritik Dan Saran Yang Membina Sangat Dialu-alukan. 
Sila tlp/sms kami, USM (012-6653988). 
Atau layari laman facebook:
http://www.facebook.com:
USM - Sihabuddin Muhaemin.

TERIMA KASIH.  
(Shah Alam, Isnin 22 Rejab 1436 H).