بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْم
الحمد لله رب العالمين والصلاة والسلام على أشرف الأنبياء والمرسلين و على آله وصحبه اجمعين. أما بعد:
TAZKIRAH HARI INI UNTUK RENUNGAN BERSAMA.
(Shah Alam, Sabtu 4 April 2015).
9 HIKMAH DISEBALIK PERISTIWA GERHANA BULAN PADA 4 APRIL 2015.
Pada TAZKIRAH hari ini USM ingin menjelaskan sedikit tentang peristiwa gerhana bulan yang bakal berlaku pada malam ini Sabtu 4 April 2015, ianya akan berlaku sekali lagi fenomena Gerhana Bulan Penuh, yang dapat dilihat oleh kita di Malaysia dan sekitar Asia Tenggara. Mungkin ramai yang mempunyai pertanyaan yang masih terngiang-ngiang dalam hati, yang mahu tahu jawapan secepat/seringkas yang mungkin.
Secara tepatnya, gerhana pada malam ini akan bermula pada jam 5.01pm petang tadi. Bulan ketika itu baru memasuki kawasan bayang-bayang yang dipanggil PENUMBRA. Pada jam 6.15pm, ia akan memasuki kawasan bayang-bayang UMBRA, Pada jam 7.57pm, Bulan akan sepenuhnya berada dalam bayang-bayang UMBRA, menandakan bermulannya fasa gerhana penuh.
Pada jam 8.00 pm, ia berada di puncak gerhana. Selang 2 minit kemudian, iaitu jam 8.02 pm, ia mula bergerak keluar dari bayang-bayang UMBRA. Pada jam 9.44 pm, bulan sepenuhnya keluar dari bayang-bayang umbra, tetapi masih berada dalam kawasan penumbra, sehinggalah jam 10.58 pm, yang mana secara rasminya, bulan telah pun keluar sepenuhnya dari kawasan bayang-bayang bumi PENUMBRA.
Apakah yang dimaksudkan dengan PENUMBRA dan UMBRA?
Bayang-bayang bumi ada 2 bahagian, umbra dan penumbra. Ia terbentuk kerana sumber cahaya yang menghasilkan bayang-bayang ini, iaitu matahari, merupakan sebuah objek yang besar dan sumber cahayanya wujud dari sebuah objek berbentuk bulatan (bukannya satu titik).
Kesannya, sebahagian bayang-bayang bumi, masih ada kena tempias cahaya matahari. Maka, bayang-bayang ini tidak pekat hitam. Inilah kawasan bayang-bayang PENUMBRA.
Manakala, sebahagian lagi kawasan bayang-bayang bumi langsung tidak menerima cahaya direct matahari, maka ia lebih gelap. Kawasan ini dipanggil bayang-bayang UMBRA.
Dalam peristiwa gerhana bulan yang akan berlaku pada malam ini ada hikmah di sebaliknya. Tentunya kita sebagai seorang muslim mengambil hikmah di sebalik peristiwa alam seperti ini.
Berikut adalah penjelasan dan hikmah mengenai peristiwa gerhana baik yang disebutkan dalam Al-Qur'an ataupun hadits yang shahih.
Allah SWT berfirman dalam Surah Yunus, ayat 5:
هُوَ الَّذِي جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَاءً وَالْقَمَرَ نُورًا وَقَدَّرَهُ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُوا عَدَدَ السِّنِينَ وَالْحِسَابَ مَا خَلَقَ اللَّهُ ذَٰلِكَ إِلَّا بِالْحَقِّ يُفَصِّلُ الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ.
Ertinya:
Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak (penuh hikmah dan tidak sia-sia) dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang Mengetahui. (QS. Yunus: 5)
Dalam ayat yang lain, Allah SWT berfirman dalam Surah Fussilat, ayat 37:
وَمِنْ آيَاتِهِ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ لَا تَسْجُدُوا لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَاسْجُدُوا لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَهُنَّ إِن كُنتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ
Ertinya:
"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan. janganlah sembah matahari maupun bulan, tapi sembahlah Allah yang menciptakannya, jika ialah yang kamu hendak sembah". (QS. Fushilat: 37).
Rasulullah SAW bersabda:
عَنْ الْمُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : { انْكَسَفَتْ الشَّمْسُ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، يَوْمَ مَاتَ إبْرَاهِيمُ ، فَقَالَ النَّاسُ : انْكَسَفَتْ الشَّمْسُ لِمَوْتِ إبْرَاهِيمَ ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ لَا يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ ، فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُمَا ، فَادْعُوا اللَّهَ وَصَلُّوا حَتَّى تَنْكَشِفَ } مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ ، وَفِي رِوَايَةٍ لِلْبُخَارِيِّ " حَتَّى تَنْجَلِيَ "
وَلِلْبُخَارِيِّ مِنْ حَدِيثِ أَبِي بَكْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ : " { فَصَلُّوا وَادْعُوا حَتَّى يَنْكَشِفَ مَا بِكُمْ } "
Ertinya:
"Telah terjadi gerhana matahari pada zaman Rasulullah Saw, yaitu pada hari wafat Ibrahim (anaknya), maka orang-orang (pada saat itu) berkata: telah terjadi gerhana matahari karena Ibrahim wafat. Lalu Rasulullah SAW bersabda: sesungguhnya matahari dan bulan diantara dua tanda kekuasaan Allah SWT, bukan karena meninggal atau lahir seseorang, apabila kalian melihat keduanya (gerhana matahari dan bulan) berdoalah kepada Allah SWT dan shalatlah hingga terbuka (gerhana tersebut selesai).
(HR. Muttafaq Alaih).
Adapun menurut riwayat Imam Bukhari:“Hingga terang (kembali)”.
Hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari dari Abu Bakrah radhialluhu’anhu: “Maka shalat dan berdoalah sampai terbuka (gerhana tersebut selesai) diantara kalian”
(Imam Bukhari: 1060, 2/705. Imam Muslim: 2119, 2/457)
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, Rasulullah SAW bersabda,
إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ ، لاَ يَنْخَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ ، فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَادْعُوا اللَّهَ وَكَبِّرُوا ، وَصَلُّوا وَتَصَدَّقُوا
Ertinya:
”Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Gerhana ini tidak terjadi karena kematian seseorang atau lahirnya seseorang. Jika melihat hal tersebut maka berdo’alah kepada Allah, bertakbirlah, kerjakanlah shalat dan bersedekahlah.” (HR. Bukhari)
Dalam riwayat Aisyah yang lain, Rasulullah SAW bersabda:
وَعَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا : { أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جَهَرَ فِي صَلَاةِ الْكُسُوفِ بِقِرَاءَتِهِ ، فَصَلَّى أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ فِي رَكْعَتَيْنِ ، وَأَرْبَعَ سَجَدَاتٍ }. مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ ، وَهَذَا لَفْظُ مُسْلِمٍ.وَفِي رِوَايَةٍ لَهُ : فَبَعَثَ مُنَادِيًا يُنَادِي : الصَّلَاةَ جَامِعَةً
Ertinya:
"Dari Aisyah radiyallahu’anha, sesungguhnya Rasulullah menyaringkan bacaan pada shalat gerhana, beliau shalat dua rakaat dengan empat kali rukuk dan empat kali sujud. (HR. Muslim)
Dari riwayat Ibn Abbas, Rasulullah SAW bersabda :
وَعَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ : { انْخَسَفَتْ الشَّمْسُ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَصَلَّى، فَقَامَ قِيَامًا طَوِيلًا ، نَحْوًا مِنْ قِرَاءَةِ سُورَةِ الْبَقَرَةِ ، ثُمَّ رَكَعَ رُكُوعًا طَوِيلًا ، ثُمَّ رَفَعَ فَقَامَ قِيَامًا طَوِيلًا ، وَهُوَ دُونَ الْقِيَامِ الْأَوَّلِ ، ثُمَّ رَكَعَ رُكُوعًا طَوِيلًا ، وَهُوَ دُونَ الرُّكُوعِ الْأَوَّلِ ، ثُمَّ سَجَدَ ، ثُمَّ قَامَ قِيَامًا طَوِيلًا ، وَهُوَ دُونَ الْقِيَام الْأَوَّلِ ، ثُمَّ رَكَعَ رُكُوعًا طَوِيلًا ، وَهُوَ دُونَ الرُّكُوعِ الْأَوَّلِ ، ثُمَّ رَفَعَ ، فَقَامَ قِيَامًا طَوِيلًا ، وَهُوَ دُونَ الْقِيَامِ الْأَوَّلِ ، ثُمَّ رَكَعَ رُكُوعًا طَوِيلًا ، وَهُوَ دُونَ الرُّكُوعِ الْأَوَّلِ ، ثُمَّ رَفَعَ رَأْسَهُ ثُمَّ سَجَدَ ، ثُمَّ انْصَرَفَ ، وَقَدْ انْجَلَتْ الشَّمْسُ فَخَطَبَ النَّاسَ }. مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ ، وَاللَّفْظُ لِلْبُخَارِيِّ
Ertinya:
"Dari Ibnu Abbas, radhiyallalhu’anhuma, ia berkata, telah terjadi gerhana matahari pada zaman Rasulullah Saw. Beliau berdiri (shalat gerhana) begitu lama, lamanya setara dengan membaca surat al Baqarah, kemudian beliau rukuk begitu lama, kembali lagi berdiri begitu lama, yaitu berdiri bukan yang pertama (maksudnya kedua), kembali rukuk begitu lama dan bukan rukuk yang pertama, kemudian beliau sujud. Kembali beliau berdiri begitu lama dan bukan berdiri yang pertama (maksudnya rakaat kedua) kemudian beliau rukuk begitu lama, kembali lagi berdiri begitu lama, yaitu berdiri bukan yang pertama (maksudnya kedua), kembali rukuk begitu lama dan bukan rukuk yang pertama. Beliau mengangkat kepala (i’tidal) kemuadian sujud. Beliau beranjak (dari tempat shalatnya) dan gerhana matahari telah selesai lantas beliaupun khutbah terhadap orang-orang (saat itu). (HR. Bukhari)
Dari dalil- dalil di atas dapat diambil kesimpulan bahawa gerhana bulan dan matahari ada hikmah yang terkandung di dalamnya. Diantara hikmahnya adalah:
1.Keduanya merupakan tanda kebesaran dan kekuasaan Allah. (QS. Fushilat: 37).
2.Perhitungan waktu di bumi mengikuti perputaran matahari atau kita sebut kalender Masehi dan perhitungan waktu mengikuti perputaran bulan yang kita kenal dengan kalender Hijriyah. (QS. Yunus: 5).
3.Memberi peringatan kepada manusia yang suka berbuat kerosakan di atas muka bumi Allah SWT ini.
4. Bahawasanya Kejadian Alam tidak ada hubungannya dengan kematian atau kelahiran seseorang. Seperti sangkaan orang jahiliyah saat itu, mereka mengira bahwa terjadinya gerhana karena meninggalnya Ibrahim, putera Rasullah SAW. Hal ini telah disebutkan dalan hadits Bukhari dan Muslim diatas.
5.Gambaran siksa dan azab allah SWT terhadap orang-orang yang melakukan maksiat dan berdosa kepada Allah SWT..
6.Perintah banyak berdoa ketika berlakunya gerhana yang disebutkan dalam hadits Aisyah di atas.
7.Perintah shalat, seperti dijelaskan dalam hadits Ibn Abbas diatas bahwa Rasulullah melakukan shalat gerhana dengan panjang, satu rakaat lamanya setara dengan surat al-Baqarah. Adapun tata cara shalat gerhana adalah dua rakaat dengan empat rukuk dan empat sujud sebagaimana dijelaskan dalam hadits Aisyah dan Ibnu Abbas.
8. Perintah memperbanyakkan bersedekah pada waktubterjadinya gerhana, sebagaimana disebutkan dalam hadits Aisyah di atas.
9. Megandungi Hikmah pendidikan. Bahwa proses terjadinya gerhana dapat dibuktikan secara ilmiah. Bukan dongeng seperti orang-orang jahiliyah, seperti bulan dimakan naga dan yang lainnya.
Mudah-mudahan peristiwa gerhana bulan yang terjadi pada malam ini sabtu 4 April, akan memberikan hikmah dan pengajaran kepada kita tentang kekuasaan Allah SWT di atas muka bumi Allah ini. Semoga kita digolongkan sebagai hamba yang beriman dengan peristiwa gerhana tersebut. Aamiinn Yaa Robbal 'Aalamiin !!!!!
Wallahu A'lam.
Doakan istiqamah serta Sehat wal Afiat.
Wassalam USM. (Ustaz Sihabuddin Muhaemin).
Catatan:
ILMU ITU MILIK ALLAH SWT UNTUK DISEBARKAN.
Sila KONGSIKAN Dengan Sesama SAUDARA KITA.
Mudah-Mudahan bermanfaat Untuk Semua.
Di Dunia Dan Di Akhirat Nanti. Insya-Allah. Aamiinn !!!!!
Kritik Dan Saran Yang Membina Sangat Dialu-alukan.
Sila tlp/sms kami, USM (012-6653988).
Atau layari laman facebook:
http://www.facebook.com:
USM - Sihabuddin Muhaemin.
TERIMA KASIH.
(Shah Alam, Sabtu 14 Jamadil Akhir 1436 H).
EmoticonEmoticon